Makalah Program Perlibatan Orang Tua dan Masyarakat


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah menganugerahkan berlimpah nikmat bagi kita. Dan khusus pada kesempatan ini penyusun ungkapkan syukur karena dengan kasihNya penyusun telah berhasil menyusun makalah yang kami beri judul “Peran-Serta Orang Tua dan Masyarakat dalam Pendidikan Anak Usia Dini”.

Selain untuk menambah wawasan penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah-satu tugas Program Perlibatan Orang Tua dan Masyarakat.

Makalah ini berhasil disusun berkat kerjakeras kelompok penyusun dan dibantu oleh banyak pihak, maka dengan ini kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuanya terutama kepada:

  1. Orang tua beserta keluarga penyusun, yang telah memberikan fasilitas moril dan materil;
  2. Ibu Mari Masriasari, sebagai dosen;
  3. Rekan mahasiswa di Program Studi PG-PAUD STKIP Pancasakti Bekasi.

Bak kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, demikian juga makalah ini adanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun cara penyampaianya, maka dari itu penulis mohon maklum atas kesalahan dan kekurangan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat, dan dapat dimanfaatkan, dan semua kebaikan yang ada di dalamnya dicatat oleh Sang Maha Tahu sebagai tanda kebaktian kita padaNya.

 
 

Ciamis, Desember 2012

Penyusun.

 

 

BAB  I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang Masalah

    Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orang tua yang masih mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga pendidikan saja. Seringkali orang tua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan, sehingga banyak orang tua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi lain, tidak sedikit orang tua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar tanggungjawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah.

    Dalam Teori Ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di dalam dan di luar rumah, sekolah dan tetangga (masyarakat) dari kehidupan anak setiap hari dalam kurun waktu yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak perkembangan anak yang  merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai sistem interaksi yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem exo dan sistem makro.

    Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan dan pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan orang tua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak.

    Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya pendidikan dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan yang tidak berbicara dengan bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak mengalami banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain dan juga dalam melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan anak memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso, semakin besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.

    Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran lembaga yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan anak. Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau lembaga perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak baik positif maupun negatif meskipun anak tidak langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh pada kesulitan anak untuk tidur.

    Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan lain sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap perkembangan.

    Untuk menjawab fenomena ini  banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan di rumah. Kegiatan ini ditujukan kepada para orang tua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan (pertemuan orang tua) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan sedini mungkin.

    Pengetahuan tentang pendidikan anak dapat ditempuh dengan berbagai kegiatan, misalnya kegiatan parenting baik yang dikelola oleh satuan pendidikan maupun pengelolaan secara mandiri. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan ini sudah sangat jelas, dengan adanya: (1) Undang-undang No 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang juga membahas tentang pendidikan informal. (2) Undang-undang No 23/2002, tentang Perlindungan Anak (3) Konvensi Anak Sedunia. Dengan demikian, kerjasama semua pihak, baik lembaga pendidikan, orang tua (keluarga), masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan pendidikan terutama pada anak usia dini, dapat dioptimalkan.

 

  1. Ruang Lingkup Pembahasan Masalah
    1. Peran orang tua pada Pendidikan Anak Usia Dini
    2. Peran Masyarakat Pada Pendidikan Anak usia Dini
    3. Hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat
      1. Hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua dalam konteks umum
      2. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam konteks umum
      3. Hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua dalam pandangan Kathy Lee
      4. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam pandangan Kathy Lee
      5. Menjalankan kepemimpinan untuk kerjasama yang efektif dengan keluarga (orang tua peserta didik) dalam pandangan Marjory Ebbeck.

 

  1. Tujuan Pembahasan Masalah
    1. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji hubungan sebuah lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat
    2. Memahami hubungan  antara lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat
    3. Memahami tugas-tugas sebagai pengelola Lembaga PAUD dalam membina hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat luas.

 

  1. Manfaat Pembahasan Masalah
    1. Manfaat bagi penulis adalah dapat memahami hubungan dan tugas-tugas pengelola sebuah Lembaga PAUD terhadap orang tua wali murid serta masyarakat sekitarnya.
    2. Agar tulisan ini dapat dikembangkan oleh pembaca sehingga pemahaman mengenai hubungan lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat dapat digali lebih mendalam serta dapat mewujudkan implementasinya di lapangan.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Peran Orang Tua pada Pendidikan Anak Usia Dini

    Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya,
    bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan kehidupannya.

    Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua dalam pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing maupun sebagai guru dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Perjalanan seorang anak menuju kedewasaan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor alam dan lingkungan, oleh karena itu perlu adanya peran orang tua serta pihak lain seperti guru dan masyarakat untuk membantu proses tersebut agar kedewasaan seorang anak tidak terhambat.

    Orang tua dan guru juga perlu memahami arti kreativitas dan bagaimana penampilannya jika dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak dan mereka perlu memiliki keterampilan untuk membantu dan mendorong anak mengungkapkan daya kreatifnya, menyadari pentingnya kreativitas bagi anak dan bagi pendidik sendiri mampu menemukan kendali kreativitas pada anak dan membina mereka mengembangkan kesediaan dan keberanian untuk mewujudkan kreativitas mereka.

    Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan anak karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak pra sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka sangat besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan, perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi perkembangan anak-anak.

 

  1. Peran Masyarakat dalam Pendidikan Anak Usia Dini

    Sungguh suatu hal yang ironis, betapa tekhnologi modern ternyata belum bisa memberi manfaat atau efek yang positif pada anak-anak. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan dan pertumbuhan anak zaman sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh Televisi, dimana tak ada filter yang bisa menyaring secara efektif hal hal yang baik untuk anak. Kita juga bisa membedakan bahwa di lingkungan pedesaan dengan lingkungan perkotaan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hal pendidikan. Dimana di Perkotaan Anak-anak usia dini sudah banyak yang tersentuh oleh pendidikan untuk anak usia dini. Melihat dari perkembangan anak yang memerlukan perhatian khusus oleh orang tua, Pendidikan Anak Usia Dini perlu tersosialisasikan kepada masyarakat, agar visi Paud dapat tercapai sebelum anak tersebut masuk kesekolah dasar.

    Masyarakat yang peduli dengan anak-anak akan sangat antusias sekali untuk bahu membahu dalam mengembangkan kualitas PAUD. Meski PAUD yang didirikan masyarat masih berada dalam jalur nonformal namun sudah menggunakan kurikulum dengan menu generik.

    Ada beberapa strategi masyarakat dalam mendirikan PAUD:

    1. Memegang prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan , merancang program , melaksakannya dan mengawasinya.
    2. Fleksibel yakni baik tempat, waktu , maupun saran ayang digunakan. Yang paling penting aman dan tidak mengganggu waktu tidur siang anak.
    3. Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada seperti, Posyandu, BKB, SPS, ataupun Majelis Ta’lim.
    4. Yang Mudah, Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD nonformal bukan berarti gedung yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi menjadi satu tolak ukur dimana anak merasa diperhatikan, diberi kesempatan, diberikan kebebasan mengungkapkan kemampuanya, didengar isi hatinya tanpa ada paksaan/ ancaman/ tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan Usianya.

    Dalam penyelenggaraanya sendiri PAUD nonformal diharuskan tidak kaku, maksudnya jika sudah ada keinginan dari masyarakat untuk mendirikan PAUD segeralah untuk memulainya meskipun belum mendapatkan ijin. Untuk sementara waktu sebelum dibuat kurikulum, maka bisa menggunakan kurikulum dengan Menu generik. Sambil berjalan, penilik PLS/ PAUD memantau, membina, dan mengarahkan hingga mendapatkan izin operasional. Sehingga dalam jangka waktu minimal 6 bulan setelah program berjalan, PAUD sudah mendapatkan ijin dari Dinas Pendidikan.

 

  1. Hubungan Lembaga Paud dengan Orang Tua dan Masyarakat
    1. Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam konteks umum

      Berkomunikasi dengan orang tua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik. Demikian juga dengan orang tua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada anak usia dini.  Orang tua dan pendidik saling berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun tentang individual anak.  Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang pelaksanaan program – program  dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut.  Pendidik dapat menginformasikan dan berdiskusi tentang perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di lembaga tersebut dan juga menggali informasi dari orang tua tentang berbagai hal mengenai anak tersebut.

      Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi bukan hal yang mudah baik bagi pendidik maupun orang tua untuk menjalin komunikasi dua arah secara efektif. Ada banyak kendala baik dari pendidik maupun orang tua.

      Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orang tua melalui  papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat, home visit, dan pertemuan pendidik-orang tua.

      1. Tujuan keterlibatan orang tua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:
        1. Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
        2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orang tua dalam melaksanakan      program lembaga
        3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing – masing anak.
        4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
        5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
        6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.
      2. Strategi berkomunikasi antara pendidik (pengelola Lembaga PAUD) dan orang tua melalui:
        1. Papan Informasi

          Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun pesan dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.

          1. Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan informasi:
            1. Pengumuman tentang jadwal pertemuan    
            2. Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik.
            3. Hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua
            4. Foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang tua
            5. Foto-foto peserta didik
            6. Jadwal pembelajaran peserta didik
            7. Instruksi untuk volunteer
            8. Hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga

          Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku penghubung.

          1. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan informasi:
            1. Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik
            2. Menyiapkan papan informasi.
            3. Menyiapkan bahan/materi.
            4. Memasang dan menempel materi yang disiapkan
            5. Menghias papan informasi

          Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui sehingga selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan.  Pembaharuan materi ini sangat penting untuk menarik perhatian  karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat acak-acakan, pihak orang tua tidak akan melihatnya.

          Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orang tua. Orang tua yang tertarik menjadi volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di samping itu orang tua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.

           

        2. Buku Profil Lembaga

          Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang penting dalam membangun keterlibatan dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini. Buku Profil lembaga adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil lembaga, meliputi:

          1. visi dan misi lembaga,  Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah ditetapkan.
          2. program pembelajaran,
          3. jadwal kegiatan,
          4. daftar kelas,
          5. daftar peserta didik,   Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama peserta didik, usia/tempat tanggal lahir.
          6. daftar pendidik dan tenaga kependidikan
          7. fasilitas yang dimiliki
          8. tata-tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.

             

        3. Buku Komunikasi/ Penghubung

          Buku komunikasi  adalah suatu media berbentuk  buku yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

          Pertukaran catatan dan tanggapan ini penting agar masing-masing pihak yaitu pendidik dan orang tua saling bekerjasama untuk mendorong kemajuan anak. Catatan-catatan dalam buku komunikasi dapat digunakan sebagai dasar bagi orang tua maupun pendidik untuk menentukan materi atau program yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tindak lanjut dari catatan-catatan dalam buku komunikasi adalah berupa pertemuan langsung antara pendidik dan orang tua.

           

        4. Surat

          Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua. Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga orang tua menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat bervariasi sesuai dengan kebutuhan.

           

        5. Home Visit

          Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orang tua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid antara pendidik dan orang tua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung ditahun tersebut.

          Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orang tua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orang tua mungkin lebih suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orang tua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral mungkin membantu orang tua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba kontak melalui telepon, atau surat.

           

        6. Pertemuan Orang tua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)

          Pertemuan pendidik dan orang tua merupakan salah-satu kegiatan yang dapat mendorong komunikasi antara mereka. Kegiatan ini dapat dijadwalkan secara rutin sesuai kebutuhan lembaga.

           

        7. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal

          Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal dan tidak memerlukan perencanaan khusus.

          1. Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak
          2. Menggunakan telephon
          3. Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
          4. Melakukan kegiatan parenting

             

    2. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam konteks umum

      Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.

      Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.

       Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.

      Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya adalah :

      1. Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting.
      2. Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan anak agar nantinya Orang tua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
      3. Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap identitas kekelaminan.
      4. Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untuk perkembangan anak.
      5. Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat
      6. Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.

         

 

  1. Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam pandangan Kathy Lee
    1. How to give prospective parents tours of the centeryaitu mengenai bagaimana memberikan pelayanan untuk berkeliling (tour) mengenalkan sekolah kepada calon orang tua peserta didik. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk membantu mendidik para calon orang tua tebtang kualitas lembaga pendidikan anak dan menginformasikan kepada mereka program sekolah.
    2. How to handle offering references to parent, yaitu tentang bagaimana menawarkan referensi kepada orang tua. Hal ini dimaksudkan untuk menawarkan pada orang tua agar dapat memberikan referensi mereka tentang lembaga pendidikan kepada calon orang tua murid. Biasanya dilakukan dengan dua cara, pertama, orang tua yang ingin menuliskan surat referensi yang dapat ditunjukan pengelola kepada calon orang tua murid. Kedua, orang tua yang ingin menawarkan waktu mereka untuk calon orang tua murid dengan memasukan nama mereka dan nomor telepon mereka ke dalam daftar referesi.
    3. How to handle enrollment,  yaitu mengenai bagaimana cara mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran.
    4. How to conduct parent orientation, adalah bagaimana mengkondisikan pandangan orang tua, melalui:
      1. ambil waktu untuk memberikan pandangan baru pada orang tua.
      2. Libatkan staff dalam pandangan pada musim kembali ke sekolah.
    5. How to help parent get to know staff, yaitu mengenai bagaimana membantu orang tua untuk mengenali para staff
    6. How to encourage parent involvement, yaitu bagaimana mendorong orang tua untuk terlibat.
    7. How to create a sense of community, yaitu bagaimana menumbuhkan rasa berkomunitas.
    8. How to deal with the  overwhelmed parent, yaitu bagaimana menghadapi orang tua yang diliputi kelelahan dan situasi yang stress.
    9. How to provide resource for parents, yaitu bagaimana menyediakan sumber-sumber bagi orang tua.
    10. How to accommodate (or not) special request from parents,yaitu bagaimana menyesuaikan diri/ tidak dengan permintaan khusus dari orang tua.
      1. Dengarkan orang tua.
      2. Evaluasi komentar mereka.
      3. Buat keputusan berdasarkan pada ketertariakan yang paling baik dari anak-anak dan lembaga.
    11. How to conduct effective parent conferences, yaitu bagaimna mengkondisikan konferensi orang tua yang efektif.
    12. What to do when parents get angry, yaitu apa yang dilakukan apabila orang tua marah.
    13. How to handle late pick-ups, yaitu bagaimana mengatasi orang tua yang telat menjemput anaknya.
    14. How to handle to late drop-offs, yaitu bagaiaman mengatasi keterlambatan mengantar.
    15. How to create memories for parents, yaitu bagaimana membuat kenangan untuk orang tua.

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. Simpulan

    Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya,
    bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan anaknya akan jauh lebih baik.

    Orang tua dalam pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing maupun sebagai guru dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya.

    Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan anak karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak pra sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka sangat besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan, perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi perkembangan anak-anak.

    Berkomunikasi dengan orang tua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik. Demikian juga dengan orang tua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada anak usia dini.  Orang tua dan pendidik saling berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun tentang individual anak.  Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang pelaksanaan program – program  dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut. 

    Tujuan keterlibatan orang tua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:

    1. Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
    2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orang tua dalam melaksanakan      program lembaga
    3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing – masing anak.
    4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
    5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
    6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.

    Strategi berkomunikasi antara pendidik (pengelola Lembaga PAUD) dan orang tua melalui:

    1. Papan Informasi
    2. Buku Profil Lembaga
    3. Buku Komunikasi/ Penghubung
    4. Surat
    5. Home Visit
    6. Pertemuan Orang tua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)
    7. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal.

    Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa. Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul.

    Orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah.

    Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam pandangan Kathy Lee adalah sebagai berikut:

    1. How to give prospective parents tours of the center
    2. How to handle offering references to parent
    3. How to handle enrollment
    4. How to conduct parent orientation
    5. How to help parent get to know staff
    6. How to encourage parent involvement
    7. How to create a sense of community
    8. How to deal with the  overwhelmed parent
    9. How to provide resource for parents
    10. How to accommodate (or not) special request from parents
    11. How to conduct effective parent conferences
    12. What to do when parents get angry, 
    13. How to handle late pick-ups
    14. How to handle to late drop-offs
    15. How to create memories for parents.

       

  2. Saran

    Ada pepatah mengatakan, manusia dibentuk oleh lingkungannya, anak lahir bagai kertas putih. Pepatah ini mengingatkan kita betapa besar peran masyarakat dalam PAUD. Meskipun kehidupan keluarga demikian harmonis, mendapat pujian orang tua atas kegiatannya, memperoleh pengajaran yang baik dari keluarganya tetapi bila lingkungan masyarakat sekitar kurang mendukung atau bahkan tidak sesuai maka akan berpengaruh buruk pada perkembangan anak.

    Anak membutuhkan contoh dan bukan teori. Mereka lebih dekat dengan segala sesuatu yang bersifat konkrit. Contoh berperilaku baik bukan hanya ranah guru. Orang tua dan masyarakat juga harus memberikan contoh baik dalam kehidupan sehari-hari.

    Masyarakat yang mau kerja bakti (gotong royong) dan peduli pada sebagian masyarakat yang kurang mampu akan menjadi contoh yang baik dalam menumbuhkan sensitivitas kehidupan bersama dalam diri anak.

    Bila di sekolah guru mengajarkan membuang sampah pada tempatnya, maka masyarakat juga harus memperlihatkan contoh yang sama.

    Dari sini kita harus memulai secara bersama-sama menggalang pendidikan anak. Gaya dimana orang tua menyerahkan pendidikan sepenuhnya pada guru, sudah saatnya mulai dikikis.

     

DAFTAR PUSTAKA

 

http://siswapaudumj.blogspot.com/2012/02/hubungan-lembaga-paud-dengan-orangtua.html

https://corner23.wordpress.com/category/uncategorized/

http://rinomdn.wordpress.com/2011/06/10/pentingnya-pelibatan-orang-tua-dan-masyarakat-dalam-paud-2/

Leave a comment

Archives